Senin, 13 April 2020

Mading Q-Tha Edisi April 1 2020







Keluarga


Di pagi hari yang sangat cerah
Mentari mulai menampakan sinarnya
Burung berkicauan
Ayam pun ikut berkokok seperti keluarga

Keluarga adalah harta yang paling berharga
Mereka tidak bisa dibeli dengan uang
Suka maupun duka sudah kita alami bersama
Pertengkaran suatu hal yang menyedihkan

Jika mendamba berkumpul bersama
Suasana rumah menjadi sangat hangat
Hal tersedih adalah perpisahan
Sebagian mereka menjemput pasangan
Memulai hidup baru meninggal kenangan

Berkumpul tak lagi tiap hari
Setahun sekali jadi pengganti
Hari raya ditunggu untuk rindu yang harus diobati
Dirumah ibu bapak kita berkumpul kembali



Oleh : Ibnu Suni Al Imron 
Tuban, 9 Februari 2020

Dialog Nabi Muhammad dan Para Nabi ketika Isra' Mi'raj


Kisah isra' mi'raj Nabi Muhammad SAW tentu telah sering kita dengar, tela'ah bahkan menghafal di luar kepala. Kali ini saya akan menyajikan tentang bagaimana dialog Nabi Muhammad SAW dengan orang-orang yang ditemui beliau di langit ke tiga hingga seterusnya.

Di langit ketiga, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam berjumpa dengan Nabi Yusuf  ‘alihissalam.  Beliau bersabda,”Saat aku melewati pintu, ternyata ada Yusuf. Jibril berkata, “Ini adalah Yusuf. Ucapkanlah salam persetujuan. " Aku pun harus meminta salamnya. Dan ia membalas salamku. 

Kemudian ia berkata, "Selamat datang wahai saudara yang shaleh dan nabi yang shaleh." Dalam edisi lain ada tambahan, “Ia (Yusuf) dianugerahi setengah ketampanan.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Iman No.162).

Pujian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Nabi Yusuf 'alaihissalam merupakan bentuk ketakjuban dia akan mengendalikan (kemampuan) Allah Ta'ala dalam menciptakan Yusuf. Mengatakan dia berkata, “Ia (Yusuf) memiliki setengah ketampanan.” Jika seluruh manusia dari zaman Nabi Adam sampai yang terakhir, kebagusan rupa mereka yang dikumpulkan, Nabi Muhammad memiliki setengah dari semua ketampanan itu.

Mungkin inilah di antara pertemuan hikmah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dengan Nabi Yusuf ‘alaihissalam. Untuk menyampaikan kepada kita tentang kehebatan dan keluar-biasaan kekuasaan Allah dalam mencipta.

Usai di langit ke tiga, Malaikat Jibril mengajak Nabi menuju langit ke empat, beliau bersabda, “Kemudian dibukakan pintu. Saat aku telah melewati pintu, di sana tersedia Idris. Jibril mengatakan, “Ini Idris. Ucapkanlah salam sukses. " Aku pun memberitahumu. Dan ia membalas salamku. Idris berkata, “Selamat datang saudara yang shaleh dan nabi yang shaleh.” 

Dalam edisi Muslim, tambahan, Allah Ta'ala berfirman, "Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi." [Quran Maryam: 57].

Kemudian setelah percakapan itu Nabi beranjak menuju langit ke lima. Beliau bersabda, “Ketika aku telah melewati pintu, aku berjumpa dengan Harun. Jirbil berkata, “Ini adalah Harun. Ucapkanlah salam sukses. " Aku pun mengembalikan salam, kemudian ia membalas salamku. Ia berkata, "Selamat datang saudara yang shaleh dan nabi yang shaleh."

Di langit menyetujui ini, Nabi Muhammad berjumpa dengan saudaranya Nabi Musa, yaitu Nabi Harun.

Saat berada di langit ke enam, Nabi bersabda, “Saat aku telah melewati pintu, aku berjumpa dengan Musa. Jibril berkata, “Ini Musa, ucapkanlah salam padanya.” Kuucapkan salam padanya. Ia menjawab salamku dan berkata, “Selamat datang saudara yang shaleh dan nabi yang shaleh. 

Setelah aku melewatinya, ia menangis. Ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuat Anda menangis?” Musa menjawab, “Aku menangis karena seorang pemuda yang diutus setelahku, umatnya yang masuk surga lebih banyak dibanding umatku yang memasukinya.”

Tibalah Nabi langit terakhir, langit ke tujuh. Sebuah tempat yang tinggi, yang menunjukkan ketinggian Allah Subhana wa Ta’ala. Hal itu sesuai dengan kemuliaannya. Dan sesuai dengan nurani mendasar yang ada pada manusia. Ketika berdoa, hati mereka akan tertuju pada Dzat yang berada di atas. Di langit ini beliau juga bertemu dengan Nabi Ibrahim. 

Beliau bersabda, “Saat aku telah melewati pintunya, aku berjumpa dengan Ibrahim. Jibril berkata, “Ini ayahmu, ucapkan salam padanya.” Kuucapkan salam padanya. Dan ia membalas salamku. Kemudian berkata, “Selamat datang anak yang shaleh dan nabi yang shaleh.” (HR. al-Bukhari dalam Kitab Fadhail ash-Shahabah, 3674).

Nabi Ibrahim juga memberi pesan yang berisi, “Wahai Muhammad, sampaikan salam dariku untuk umatmu. Beritahu mereka bahwa surga itu debunya harum. Airnya segar. Dan surga itu datar. Tanamannya adalah kalimat: Subhaanallahi wal hamdu lillaahi laa ilaaha illaahu wallaahu akbar (Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Allah Maha Besar).” (HR. Tirmidzi dalam Kitab ad-Da’awat, 3462 dan selainnya).

Oleh : Mukarromatun Nisa
Tuban, Senin 9 Maret 2020