Kisah isra' mi'raj
Nabi Muhammad SAW tentu telah sering kita dengar, tela'ah bahkan menghafal di
luar kepala. Kali ini saya akan menyajikan tentang bagaimana dialog Nabi Muhammad
SAW dengan orang-orang yang ditemui beliau di langit ke tiga hingga seterusnya.
Di langit ketiga, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam berjumpa dengan Nabi Yusuf ‘alihissalam. Beliau bersabda,”Saat aku melewati pintu,
ternyata ada Yusuf. Jibril berkata, “Ini adalah Yusuf. Ucapkanlah salam
persetujuan. " Aku pun harus meminta salamnya. Dan ia membalas salamku.
Kemudian ia berkata, "Selamat datang wahai saudara yang shaleh dan nabi
yang shaleh." Dalam edisi lain ada tambahan, “Ia (Yusuf) dianugerahi
setengah ketampanan.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Iman No.162).
Pujian Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam kepada Nabi Yusuf 'alaihissalam
merupakan bentuk ketakjuban dia akan mengendalikan (kemampuan) Allah Ta'ala dalam menciptakan Yusuf. Mengatakan
dia berkata, “Ia (Yusuf) memiliki setengah ketampanan.” Jika seluruh manusia
dari zaman Nabi Adam sampai yang terakhir, kebagusan rupa mereka yang
dikumpulkan, Nabi Muhammad memiliki setengah dari semua ketampanan itu.
Mungkin
inilah di antara pertemuan hikmah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dengan Nabi Yusuf ‘alaihissalam. Untuk menyampaikan kepada
kita tentang kehebatan dan keluar-biasaan kekuasaan Allah dalam mencipta.
Usai di langit ke tiga, Malaikat Jibril mengajak Nabi menuju
langit ke empat, beliau bersabda, “Kemudian dibukakan pintu. Saat aku telah
melewati pintu, di sana tersedia Idris. Jibril mengatakan, “Ini Idris.
Ucapkanlah salam sukses. " Aku pun memberitahumu. Dan ia membalas salamku.
Idris berkata, “Selamat datang saudara yang shaleh dan nabi yang shaleh.”
Dalam
edisi Muslim, tambahan, Allah Ta'ala berfirman, "Dan Kami telah
mengangkatnya ke martabat yang tinggi." [Quran Maryam: 57].
Kemudian setelah percakapan itu Nabi beranjak menuju langit
ke lima. Beliau bersabda, “Ketika aku telah melewati pintu, aku berjumpa dengan
Harun. Jirbil berkata, “Ini adalah Harun. Ucapkanlah salam sukses. " Aku
pun mengembalikan salam, kemudian ia membalas salamku. Ia berkata,
"Selamat datang saudara yang shaleh dan nabi yang shaleh."
Di langit menyetujui ini, Nabi Muhammad berjumpa dengan
saudaranya Nabi Musa, yaitu Nabi Harun.
Saat berada di langit ke enam, Nabi bersabda, “Saat aku
telah melewati pintu, aku berjumpa dengan Musa. Jibril berkata, “Ini Musa,
ucapkanlah salam padanya.” Kuucapkan salam padanya. Ia menjawab salamku dan
berkata, “Selamat datang saudara yang shaleh dan nabi yang shaleh.
Setelah aku
melewatinya, ia menangis. Ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuat Anda
menangis?” Musa menjawab, “Aku menangis karena seorang pemuda yang diutus
setelahku, umatnya yang masuk surga lebih banyak dibanding umatku yang
memasukinya.”
Tibalah Nabi langit terakhir, langit ke tujuh. Sebuah tempat
yang tinggi, yang menunjukkan ketinggian Allah Subhana wa Ta’ala. Hal itu sesuai dengan kemuliaannya. Dan sesuai
dengan nurani mendasar yang ada pada manusia. Ketika berdoa, hati mereka akan
tertuju pada Dzat yang berada di atas. Di langit ini beliau juga bertemu dengan
Nabi Ibrahim.
Beliau bersabda, “Saat aku telah melewati pintunya, aku berjumpa
dengan Ibrahim. Jibril berkata, “Ini ayahmu, ucapkan salam padanya.” Kuucapkan
salam padanya. Dan ia membalas salamku. Kemudian berkata, “Selamat datang anak
yang shaleh dan nabi yang shaleh.” (HR. al-Bukhari dalam Kitab Fadhail
ash-Shahabah, 3674).
Nabi Ibrahim juga memberi pesan yang berisi, “Wahai
Muhammad, sampaikan salam dariku untuk umatmu. Beritahu mereka bahwa surga itu
debunya harum. Airnya segar. Dan surga itu datar. Tanamannya adalah kalimat:
Subhaanallahi wal hamdu lillaahi laa ilaaha illaahu wallaahu akbar (Maha Suci
Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali
Allah, dan Allah Maha Besar).” (HR. Tirmidzi dalam Kitab ad-Da’awat, 3462 dan
selainnya).
Oleh : Mukarromatun Nisa
Tuban, Senin 9 Maret 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar